Serunting.id, Jambi – Jumlah hotspot di Provinsi Jambi mulai berkurang menyusul turunnya hujan di beberapa kabupaten di Jambi sepekan terakhir. Berdasarkan pantauan satelit Sipongi Kementerian kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), Selasa (29/8/2023), jumlah hotspot di Provinsi Jambi hanya terpantau dua titik.
Hotspot tersebut terdapat di Desa Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi.
Hal tersebut dikatakan Pelaksana Harian (Plh) Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi, Brigjen TNI Supriono didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jambi, Drs Ariansyah, ME di Jambi, Selasa (29/8/2023) terkait kondisi kemarau dan karhutla di Jambi.
Menurut Brigjen TNI Supriono yang juga menjabat Danrem 042/Gapu Jambi, jumlah hotspot di Jambi Selasa tersebut berkurang dibandingkan kondisi Senin (28/8/2023). Jumlah hotspot yang terpantau satelit Sipongi KLHK di Jambi Senin (28/8/2023) sebanyak 13 titik. Hotspot tersebut tersebar di lima desa, tiga kecamatan wilayah tiga kabupaten.
Jumlah hotspot paling banyak terdapat di area kerja perusahaan minyak dan gas (migas) PT PetroChina, Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak delapan titik.
Hotspot di area PetroChina terdapat di Desa Terjungajah, Kecamatan Betara sebanyak tujuh titik dan di Desa Bramitam Kanan, Kecamatan Bramitam satu titik.
Selain itu hotspot lainnya terdapat di kawasan hutan Desa Muntialo, Kecamatan Betara, Tanjung Jabung Barat sebanyak dua titik, di Desa Kotorayo, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin sebanyak dua titik dan kawasan hutan PT Reki, Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batang Hari satu titik.
Bila dibandingkan dengan kondisi pekan lalu, lanjut Brigjen TNI Supriono, jumlah hotspot di Jambi dua hari terakhir, Senin – Selasa yang mencapai 15 titik jauh menurun dibandingkan hotspot di Jambi Kamis – Jumat (24 – 25/8/2023) yang mencapai 42 titik.
Terkait total luas karhutla di Jambi, Brigjen TNI Supriono mengatakan, total luas karhutla di Jambi sejak Januari – Senin (28/8/2023) sudah mencapai 324,15 hektare (ha). Luas karhutla tersebut bertambah sekitar 94,61 ha dibandingkan luas karhutla di Jambi hingga Sabtu (12/8/2023) sekitar 229,54 ha.
Patroli
Menurut Brigjen TNI Supriono, kendati jumlah hotspot di Jambi mulai berkurang, namun Tim Terpadu Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Jambi terus mengintensifkan patroli karhutla. Baik patroli karhutla melalui jalur darat maupun udara. Patroli dilakukan Tim Terpadu TNI, Polri, Manggala Agni, Polisi Kehutanan, Perusahaan dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Dijelaskan, patroli karhutla jalur darat di Jambi, Selasa (29/8/2023) dilakukan ke delapan desa rawan karhutla di enam kabupaten, yakni Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Muarojambi, Sarolangun, Batang Hari, Tebo dan Bungo. Kemudian Manggala Agni juga melakukan patrol mandiri di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Desa Balai Rajo, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo.
Sedangkan patroli jalur udara menggunakan dua helikopter dilakukan di beberapa wilayah kabupaten rawan karhutla, diantaranya wilayah Muarojambi – Batang Hari – Sarolangun – Merangin. Kemudian patrol udara ke wilayah Tebo – Bungo – Tanjungjabung Barat – Tanjung Jabung Timur – Muarojambi.
“Patroli karhutla akan dilakukan secara intensif hingga September dan Oktober nanti. Patroli secara khusus dilakukan di daerah rawan karhutla, yakni Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Muarojambi. Patroli dilakukan ke wilayah lahan dan hutan gambut yang rawan terbakar,” katanya.
Pemeriksaan Disbun
Sementara itu, Satuan Penanggulangan Karhutla Dinas Perkebunan Provinsi Jambi juga melakukan upaya peningkatan pencegahan dan penanggulangan karhutla. Selain terjun bersama tim terpadu memadamkan karhutla, Satuan Penanggulangan Karhutla Dinas Pekebunan Provinsi Jambi juga melakukan pemantauan kesiapan perusahaan-perusahaan perkebunan, kehutanan dan batu bara mencegah dan menanggulangi karhutla.
Menurut Brigjen TNI Supriono, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Senin – Selasa (28 – 29/8/2023) melakukan pemantauan terkait kesiapan petugas dan kelengkapan sarana dan prasarana (sarpras) penanggulangan karhutla perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Muarojambi.
Kemudian Tim Dinas Perkebunan Provinsi Jambi melakukan koordinasi dengan Brigade Karhutla di setiap kabupaten agar stand by (siaga) dan siap membantu/mendukung pemadaman bila terjadi kebakaran lahan dan kebun.
Dikatakan, Tim Dinas Perkebunan Provinsi Jambi juga melakukan koordinasi dengan Unit Reaksi cepat (URC) atau Tim Reaksi Cepat (TRC) perusahaan perkebunan agar standby, melaksanakan patroli kebun dan turut mendukung pemadaman karhutla di areal mereka.
“Kemudian Tim Dinas Perkebunan juga meningkatkan koordinasi dengan para kelompok tani peduli api (KTPA) agar siap melaksanakan dukungan pemadaman bila terjadi kebakaran hutan dan lahan,” katanya.
Brigjen TNI Supriono mengatakan, para personil pasukan pemadaman kebakaran hutan yang berada di 59 pos komando (posko) di enam kabupaten se-Provinsi Jambi juga masih terus melakukan sosialisasi mengenai pencegahan karhutla. Sasaran sosialisasi pencegahan karhutla khususnya para petani di sekitar hutan.
Terkait kondisi kualitas udara, Brigjen TNI Supriono mengatakan, sesuai laporan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, kualitas udara di beberapa daerah di Jambi, termasuk di Kota Jambi masih normal atau sehat.
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Jambi, Muarojambi, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat dan daerah lain masih dalam kondisi standar dengan angka 23 terhadap parameter PM 10. “Jika parameter ISPU mencapai angka 60, hal itu menunjukkan udara dalam kondisi buruk dan warga masyarakat harus menggunakan masker dan harus mengurangi aktivitas di luar rumah,” katanya. (*)
Discussion about this post